TEMPO.CO, Jakarta-Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa Rapat Kerja Nasional IV tidak membahas mengenai pencalonan ketua umum. Menurut dia, pembahasan dan pemilihan bakal dilakukan dalam kongres yang rencananya digelar pada Agustus 2019.
"Tetapi ada juga aspirasi dari seluruh Ketua Dewan Pimpinan Daerah PDI Perjuangan yang mohon kesediaan Ibu Ketua Umum (Megawati Soerkarnoputri) untuk berkenan memimpin kembali," ujar Hasto di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Rabu, 19 Juni 2019.
Baca Juga: Alasan PDIP Gelar Rakernas Secara Tertutup Hari Ini
Permintaan Megawati kembali memimpin PDIP, kata Hasto, merupakan suara dari arus bawah atau wong cilik. Dia menyebutkan hal yang membedakan PDIP dengan partai lain adalah peserta kongres itu sebagai utusan.
"Mereka membawa mandat dari arus bawah, suara arus bawah ini yang didengarkan. Dengan demikian seluruh substansi persiapan kongres adalah bagaimana PDIP mendengar arus bawah ini, jadi bukan ikut model-model demokrasi gaya negera lain."
Simak Juga: Kata Hasto Soal Alasan PDIP Percepat Kongres Nasional
Selain mendengar suara wong cilik, Hasto menyebutkan PDIP membuka seluruh pancaindera politik. Menurut dia, secara objektif masa kepemimpinan Megawati terbukti menjaga ideologi Pancasila. "Rakyat menerima kepemimpinan dari Ibu Megawati Soekarnoputri dengan PDI Perjuangan memenangkan dua kali berturut-turut," katanya.
Sehingga perubahan yang dimaksudkan oleh PDIP, kata dia, adalah perubahan kemajuan bagi masyarakat bangsa dan negara. Hasto menilai bahwa kemajuan dalam kepemimpinan PDIP berbasiskan ideologi. "Kami pertahankan core values dari PDIP Perjuangan yaitu gotong royong dan musyawarah mufakat itu," ujarnya.
IRSYAN HASYIM